Selasa, 27 Maret 2012

Di S1 hanya formalitas atau peningkatan kwalitas


Mahasiswa adalah para kader penerus bangsa yang memiliki intelekual tinggi, mahasiswa bias dikatakan sebagai generasi penerus untuk berbagai kondisi bangsa baik kondisi negative maupun positif. Karena mahasiswa dikatakan sebagai intelektual Negara maka mahasiswa merupakan sumber daya yang potensial dan menjadi lahan yang empuk untuk berbagai kalangan. Namun sangat disayangkan sekali ketika para mahasiswa mulai lupa akan perannya sebagai intelektual Negara mereka sering menjadi kaum-kaum yang membebani masyarakat.
            Ini banyak dibuktikan oleh para mahasiswa hedonis yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya dan membodohi masyarakat dengan menggunakan statusnya sebagai intelektual Negara. Ada juga ketika para aktifis mahasiswa yang sok sok membela hak-hak rakyat dengan melakukan aksi, namun sangat disayangkan aksi yang dilakukan malah dengan cara oportunis dan tidak berpendidikan dengan mengahncurkan fasilitas umum yang justru merugikan banyak masyarakat karena semua fasilitas umum juga dibangun dengan uang rakyat seprti yang terjadi dimakasar beberapa bulan yang lalu.
            Namun kali ini kita mencoba mengkritisi apasih tujuan mahasiswa yang kuliah S1 namun dengan menempuh perkuliahan D3 (Duduk,Diam,Dengarkan) apa yang seperti ini para intelektual Negara. Yang justru malah kurang bias massif dalam peningkatan akademis. Jarang menggunakan otaknya untuk berfikir.
            Mungkin banyak para mahasiswa yang masih menganggap bahwa gelar S1 merupakan gelar yang bias memenuhi syarat administrasi dari berbagai kaum-kaum kapitalis maupun kaum-kaum elit politik. Padalah peran yang harus dibawa mahasiswa adalah untuk peningkatak kwalitas baik dari segi akademis maupun non-akademis yang nantinya akan menunjang kemajuan bangsa Indonesia yang saat ini masih dikatan sebagai Negara berkembang.
            Jika dikaitkan dengan dunia kerja tidak munafik jika setiap mahasiswa ingin memiliki karier yang mapan yang nantinya untuk dijadikan bekal dalam mengarungi dunia keluarga. Namun alangkah baiknya jika dalam berproses sebaiknya jangan setengah-setengah dan joba hilangkan pola pikir profit oriented.
            Banyak mahaiswa yang lupa bahwa dunianya merupakan proses untuk mengngembangkan potensi yang dimiliki secara akdemis maupun non-akademis dan menjadi harapan masyarakat untuk menemukan solusi-solusi yang baru untuk menyelesaikan masalah perekonomian yang saat ini mulai dipandang carut-marut.
             Banyak para mahasiswa yang bangga ketika lulus S1 mendapatkan kerjaan yang mapan dan memiliki gaji tetap. Dan mulai melupakan idealismenya ketika menjadi mahasiswa yang sok sokan membela hak-hak masyarakat. Ketika syrat administrasi S1 sudah didapat banyak para mahasiswa mulai melamar berbagai perusahaan dan berharap diterima menjadi karyawan salah satu perusahaan. Ada juga yang memanfaatkan gelar S1-nya untuk memasuki Pegawai Negri Sipil (PNS) mereka berpendapat dengan S1 semua akan lancar, apakah ini tujuan mahasiswa untuk mendapatkan gelar S1-nya?.
            Dijepang para mahasiswa pola piker yang ditanamkan adalah jiwa mandiri yang nantinya justru akan mengembangkan kwalitas materi dan non-materi, mereka beranggapan menjadi pegawai pemerintahan merupakan beban tersendiri dan bias dikatakan sebagai generasi yang kurang bias mengembangkan potensi yang dimiliki, karena terikat oleh instansi dengan jam kerja yang sulit dirubah dan penghasilan yang tetap, andakaan menset ini bias diterapkan di Indonesia alangkah bangganya ibu pertiwi memiliki anak-anak yang mampu mencari penghidupan sendiri dan meningkatkan kwalitas pribadi.
            Namun hal itu di Indonesia bias dikatakan cumin sebatas impian ibu pertiwi yang terpahat manis di taman impian. Banyak dari kalangan mahasiswa memiliki polapikir bahwa gelar S1 merupakan sebuah formalitas yang nantinya bias memenuhi syrat administrasi yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan maupun instansi-instansi pemerintah. Andakan hal ini hal ini lebiah teratur dan para perusahaan dan instansi legih selektif dalam memilih calon pegawainya mungkin akan lebih memacu semangat mahasiswa Indonesia untuk meningkatkan kwaliasnya yang nantinya secara umum akan berdampak terhadap perkembangan bangsa Indonesia dan secara khusus akan mempengaruhi peningkatak produktifitas perusahaan dan instansi.
            Meski banyak perusahaan dan instansi yang menunutut akan setatus S1 bagi karyawannya, tapi bagi mahasiswa yang sadar akan fitrahnya semoga mengejar gelar S1 tidak hanya sebagai pemenuhan target formalitas semata namun juga target kwalitas bangsa.
di kutip : Elang El-Java Nur Alamsyach

Senin, 26 Maret 2012

Independensi Media Nusantara


Kita semua tahu bahwa keakuratan sebuah media dalam menyampikan informasinya tergatung dari Independensinya. Sejarah media di Indonesia pada masa-masa paska kemerdekaan RI adalah sebagai corong dari sebuah partai politik, sehingga apa yang telah di informasikan itu tidak memihak kepada rakyat melainkan lebih kepada apa yang dibutuhkan dari partai  politik yang menaunginya. Apalagi pada masa-masa Orde Baru Independensi dari sebuah media yang ada di Indonesia ini benar-benar terabaikan, karena apa yang di informasikan oleh media harus memihak kepada pemerintahan.
            Namun paska reformasi keterbukaan media dalam menyampaikan informasi dan fungsi aslinya sebagai kontrol sosial benar-benar terangkat. Hal ini terbukti dengan sedikitnya media yang mmenjadi corong partai politik dan apa yang di informasikan benar-benar memihak apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
            Lalu bagaimana dengan kondisi independensi media yang ada di kapus Universitas Nusantara PGRI Kediri ini, kita semua tahu bahwasanya dunia mahasiswa bisa dikatakan sebagai miniatur dari sebuah Negara dimana ada pemerintahan pusat (BEM-U) sampai pemerintahan daerah paling bawah (Himaprodi) dan bahkan ada UKM untuk mengembangkan potensi yang ada pada mahasiswa. Apalagi dunia mahasiswa dikenal dengan dunia idealis yang bahkan bisa mengarah kepada egoitas pribadi.
            Yakup Adi Prayoga selaku Presiden Mahasiswa UNP mengatakan Rabu (20/4) “media yang ada di kampus kita ini baik itu Warta Nusantara maupun Radio Nusantara dan kemungkinan besar nanti juga ada Televisi Nusantara, ini nanti kedepan akan dibentuk wadah tersendiri yang independen, kalau mungkin saat ini di tangani oleh Nusantara Multi Kresi yang saya kira memang berkompeten dibidang ini, ini hanya untuk sementara namun kedepan ini nanti ada lembaga independen tersendiri yang akan mengatur  jadi untuk informasi yang disampaikan tidak bersifat subjektif tapi lebih bersifat objektif”.
            “Dan perlu diketahui juga bahwa media yang ada di kampus kita ini bisa digunakan untuk menyampaikan seluruh aspirasi dari para mahasiswa baik itu berupa kritik,saran maupun yang lainnya sebagai kontrol dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sendiri, bahkan bisa juga untuk mengkritisi kebikan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak rektorat terkait fasilitas maupun sarana yang ada dikampus ataupun yang lainnya, saya tidak ingin ada dominasi dalam media ini karena itu bisa melunturkan independensinya, jadi ketika nanti ada suatu permasalahan dalam Negara Mahasiswa ini objektifitas dari media ini bisa dipercaya”,pungkasnya.
            Memang bisa dikatakan hampir seluruh mahasiswa menuntut objektifitas informasi yang disammpaikan seluruh media yang ada di kampus pimpinan rektor Drs. H. Samari,S.E.,M.M.ini. Supaya para mahasiswa tidak merasa dibodohi atas arus informasi yang ada pada media informasi dan komunikasi di Universitas Nusantara PGRI Kediri.(LJ)

Jumat, 23 Maret 2012

DIARE




Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari satu hari sekali biasanya berlangsung selama dua atau tiga hari. Terdengar sepele akan tetapi penyakit ini adalah penyebab nomor satu kematian balita di dunia sedangkan di Indonesia penyakit ini penyebab kedua setelah ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). UNICEF memperkirakan bahwa setiapp 30 puluh detik ada satu balita yang meninggal di dunia ini dikarenakan diare sementara di Indonesia 100.000 balita meninggal setiap tahunnya karena diare. Faktor utama yang menjadikan diare menjadi sangat berbahaya adalah karena bagi orang yang terkena penyakit ini akan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) yang sangat hebat sehingga mengakibatkan lemas dan membuat tubuh tidak berfungsi dan dapat membahayakan jiwa, khususnya bagi orang tua dan balita.
cuci-tangan.jpg                Diare disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri jahat bias juga disebabkan karena alergi pada makanan khususnya yang menganndung laktosa.maka dari itu mari kita biasakan pola hidup sehat dengan membuang sampah pada tempatnya serta menata sistem sanitasi atau pembuangan sampah dengan baik. Untuk mencegah diare dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi,  4)  setelah  menceboki  anak  dan  5)  sebelum  menyiapkan makanan; Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain   dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi; Pengelolaan  sampah  yang  baik  supaya  makanan  tidak  tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);  Membuang  air  besar  dan  air  kecil  pada  tempatnya,  sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik. Apabila telah terlanjur terkena diare maka lakukan pertoolongan pertama yaitu dengan memberikan larutan oralit pada penederita dan makan serta minum dengan normal, bagi bayi terus minum ASI dengan normal pula.
                Biasakan pola hidup sehat konsumsi makanan sehat yang telah dimasak dengan proses yang benar. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan juga sangat penting guna meminimalisir kuman yang ada ditangan kita selam aktivitas. Olah raga juga sangat diperlukan untukl menambah daya tahan tubuh.

Senin, 19 Maret 2012

Hijau Kotaku


Penghijauan adalah program penting yang harus dilaksanakan secara konseptual untuk menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang diterapkan hampir diseluruh kota di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan  pertambahan penduduk mengakibatkan kebutuhan manusia dalam lahan juga ikut meningkat. Banyak fakta yang menunjukkan bahwa tidak jarang pembangunan dilakukan di lahan pertanian maupun ruang terbuka hijau,padahal tumbuhan memegang peran penting dalam ekosistem yang memegang sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi yang potensial bagi maklhuk hidup lainnya dan mengubah CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintetis. Sehinnga meningkatkan penghijauan di perkotaan dapat mengurangi CO2 dan polutan lainnya yang berperan terjadinya pemanasan global dan efek rumah kaca atau gangguan iklim.
Penghijauan di perkotaan sangatlah penting bagi masyarakat perkotaan yang sekarang sudah mulai termakan oleh gaya hidup praktis, cepat dan kurang sehat. Sebagai contoh dari semua itu adalah kebiasaan masyarakat kota yang lebih memilih menggunakan kendaraan prbadi dari pada berjalan kaki atau menggunkan kendaraan umum. Setiap orang menggunakan kendaraan pribadi yang berakibat akan semakin besar polutan yang dilepaskan ke udara melalui mesin-mesin mobil atau kendaraan bermotor. Jika tidak ada hutan maka akan berdampak semakin panasnya udara disekitar kota yang juga akan berdampak buruk bagi kesehatan. Jika kita mau lebih sedikit peduli terhadap lingkungan yang tidak lain juga berdampak pada kesehatan maka kita menyadari sepenuhnya bahwa penghijauan amatlah penting.   
            Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekirtar 150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekira 200 orang dalam waktu yang sama. Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel, dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO2 yang dikeluarkan 20 kendaraan.(Zoer’aini Djamal Irwan,1996).
            Penghijauan memiliki peran dan fungsi 1. sebagai paru-paru kota karena tanaman sebagai tumbuhan hijau menghasilkan zat asam O2 yang dibutuhkan manusia untuk pernapasan 2. sebagai pengatur lingkungan, tumbuhan sebagai vegetasi hijau menimbulkan hawa lingkungan yang sejuk, segar dan nyaman 3. Pencipta lingkungan hidup 4. Penyeimbang alam yang merupakan tempat hidup para satwa 5. Proteksi (perlindungan) melindungi kondisi fisik alami sekitarnya dari angin, mencegah banjir dan erosi 6. Estetika (keindahan) tumbuhan hijau menimbulkan efek yang nyaman pada jiwa kita saat kita memandangnya 7. Rekreasi dan pendidikan 8. obat-obatan.
            Seperti yang dikemukan oleh Eckbo (1956) bahwa pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan agar tumbuh dengan baik hendaknya dipertimbangkan syarat-syarat hortikultura (ekologikal) dan syarat- syarat fisik. Syarat hortikultural yaitu respons dan toleransi terhadap temperatur, kebutuhan air, kebutuhan dan toleransi terhadap cahaya matahari, kebutuhan tanah, hama dan penyakit, serta syarat-syarat fisik lainnya yaitu tujuan penghijauan, persyaratan budi daya, bentuk tajuk, warna, aroma.
            Oleh karena pentingnya tumbuhan hijau bagi kelangsungan hidup manusia, marilah kita mulai dari sekarang mulai membiasakan diri untuk mencintai tumbuhan hijau dan tidak membiarkan lahan kosong menganggur tanpa ada keindahan tumbuhan hijau yang tumbuh diatasnya. Sinergikan apa yang telah kita lakukan dirumah dengan lingkungan belajar kita, ciptakan lingkungan belajar yang indah, asri, sejuk, nyaman . Awali dari diri kita tularkan kepada orang lain sehingga dapat membangun kebiasaan hidup yang positif yang berdampakk menghijaunya lingkungan kita. (Red)
Green Tips
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu dalam teknik penanaman pohon adalah :
(1)   Pemilihan bibit tanaman. Bibit generatif adalah berasal dari biji, merupakan bibit yang lebih tepat karena mempunyai akar tunggang dan dapat hidup lebih lama. Bibit vegetatif, adalah bibit yang berasal dari bagian-bagian vegetatif tanaman, seperti batang, daun dan akar. Bibit vegetatif umumnya kurang kokoh dan perakarannya dangkal sehingga cepat merusak trotoar, jalan atau saluran drainase.Bibit yang baik sekurang-kurangnya telah tumbuh di wadahnya selama 6 bulan dengan batang tinggi minimal + 1.50 m dan diameter 0.05 m, untuk mengujinya cukup dengan mencabut bibit tersebut. Apabila bibit mudah lepas dari wadahnya berarti baru dipindahkan dan belum cukup baik ditanam di lapangan, sebaliknya jika sulit dilepaskan berarti perakarannya sudah terbentuk dengan baik dan dapat ditanam di lapangan;
(2)   Penanaman. Lubang tanam perlu dipersiapkan sedikitnya satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Ukuran lubang tanam sangat bergantung pada besarnya tanaman. Ukuran standar lubang tanam adalah 0.75 m (tinggi) x 0.90 m (lebar) x 0.90 m (panjang);
(3)    Perawatan pascatanam. Mempertahankan posisi tumbuh agar tetap tegak dan stabil. Menyiram tanaman 2-3 hari sekali terutama di musim kemarau sambil membuang ranting-ranting yang kerimg. Memupuk tanaman 3 bulan sekali dengan pupuk NPK 25 gram per lubang